Shopee dan Tokopedia sudah sangat familiar ya di telinga kita? Shopee dan sejenisnya kerap disebut sebagai marketplace. Tapi tahukah kamu apa itu marketplace dan perbedaannya dengan toko online dan e-commerce?
Daftar Isi
Apa itu Marketplace?
Singkatnya, marketplace atau lokapasar merupakan situs online tempat jual beli produk dan/atau jasa dari berbagai macam merk dari penjual kepada pembeli.
Disini, pemilik marketplace tidak memiliki produk yang diperjualbelikan, melainkan hanya menyediakan platform jualan dan mendukung kelancaran transaksi.
Beberapa marketplace besar yang beroperasi di Indonesia yaitu Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Lazada, Blibli, dan sejenisnya.
Karena sifatnya hanya sebagai “media” untuk bertransaksi saja, marketplace cenderung lebih fokus mempromosikan platform-nya di tengah masyarakat.
Hal ini bertujuan untuk menarik minat calon penjual dan pembeli untuk menjual dan membeli berbagai macam produk/jasa di marketplace tersebut.
Lantaran tidak memiliki barang dagangan, marketplace pada umumnya mendapatkan komisi dari setiap transaksi jual beli atau sesuai ketentuan yang berlaku.
Faktanya, pertumbuhan lokapasar di Indonesia terbilang tinggi, terutama setelah berlakunya peraturan PPKM di sejumlah daerah.
Menurut laporan CNBC Indonesia, marketplace yang menempati peringkat pertama yaitu Tokopedia dengan total kunjungan mencapai 126,4 juta kali pada kuartal pertama tahun 2021.
Jumlah traffic share Tokopedia juga mengalami peningkatan dari 32,04% (Januari 2021) menjadi 33,07% (Maret 2021).
Sementara itu, posisi kedua diduduki oleh Shopee dengan 117 juta kunjungan selama kuartal pertama 2021, serta Bukalapak yang menempati posisi ketiga dengan 31,27 juta kunjungan.
Manfaat Marketplace
Marketplace memberikan manfaat bagi penjual dan pembeli karena pada dasarnya keduanya dapat menemukan apa yang mereka inginkan disana, dimana penjual dapat menjual produk/jasanya, dan pembeli mendapatkan produk/jasa yang ia inginkan.
Selain hal tersebut, beberapa manfaat lain dari marketplace yang perlu kamu ketahui yaitu sebagai berikut:
1. Produk yang Bervariasi
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, marketplace menyediakan berbagai macam produk dan jasa dari banyak vendor yang berbeda-beda sehingga variasi produk/jasa yang tersedia juga sangat beragam.
Jika dibandingkan dengan toko online, marketplace tentu lebih unggul dalam hal variasi produknya sehingga pembeli dapat menemukan produk yang dicari hanya dari satu marketplace saja.
2. Kepuasan Pelanggan
Dengan variasi produk/jasa yang tinggi, pembeli dapat leluasa menentukan kualitas produk, membaca ulasan, hingga memilih jenis pengiriman sesuai keinginan.
Dalam hal ini, ulasan pembeli sangat krusial karena dapat mempengaruhi minat beli calon konsumen lainnya. Oleh sebab itu, penjual juga harus memperhatikan kualitas produk/jasa mereka supaya mendapat ulasan yang positif.
3. Membantu Marketing UMKM
Apabila kamu sedang merintis usaha UMKM dalam bentuk produk/jasa yang dapat dikirim melalui ekspedisi, membuka toko di marketplace dapat menjadi solusi jitu untuk pemasaran.
Nantinya, pihak marketplace akan membidik calon konsumen yang sesuai dengan kriteria pembeli potensial untuk produk kamu. Sehingga kamu akan lebih mudah mendapatkan konsumen baru.
Melakukan pemasaran di marketplace juga gratis sehingga sangat membantu para pelaku UMKM yang baru terjun di dunia usaha.
3. Biaya yang Terjangkau
Dengan membuka toko di marketplace, kamu tidak perlu pusing-pusing memikirkan pembuatan website, design, hingga perawatannya yang memakan biaya hingga jutaan rupiah.
kamu dapat membuka toko di marketplace secara gratis. Atau, kamu dapat menggunakan jasa iklan berbayar di marketplace untuk mendongkrak munculnya produk kamu di posisi teratas.
4. Efektif dan Efisien
Berjualan di marketplace sangatlah efektif, terutama jika produk/jasa tersebut memiliki minat pasar yang tinggi.
Sekalipun persaingannya ketat dengan toko lain, namun produk tersebut tetap laku di pasaran lantaran tingginya minat beli masyarakat.
Selain itu, penjual juga tidak perlu melakukan promosi selama 24 jam supaya produk/jasanya laris. Nantinya, pihak marketplace yang akan menangani hal ini menggunakan algoritma mereka, supaya produk menyasar calon konsumen potensial.
Sangat efektif dan efisien bukan? kamu bisa memulai jualan dari 0 dan mendapatkan profit yang maksimal.
Perbedaan Marketplace dan Toko Online
Marketplace dan toko online tentu sangat berbeda. Meskipun keduanya dioperasikan secara online, namun marketplace dan toko online dikelola oleh orang yang berbeda.
1. Berdasarkan Pengelolaannya
Marketplace menyediakan tim tertentu yang memang bertugas menjamin kelancaran transaksi, namun mereka bukanlah orang yang menjual produk/jasa tersebut. mereka bertugas untuk pengelolaan market dan biasanya membentuk program-program seperti program gratis ongkir, diskon, dill.
Sedangkan toko online didirikan oleh orang tertentu yang juga bertugas menjual produk/jasa tersebut. kamu tentu kerap menjumpai toko online di sosial media seperti Facebook dan Instagram.
Akun-akun jualan tersebut termasuk toko online dengan pengelolaan mandiri. Biasanya penjual menjual produk/jasa tertentu dalam skala kecil, baik barang itu sudah ready-stock maupun reseller.
2. Berdasarkan Pemungutan Biaya
Jika kamu berjualan di marketplace, otomatis akan ada biaya tertentu yang akan diberikan kepada pihak tersebut. Biasanya, sekian % dari setiap penjualan produk akan dipotong, tergantung dari marketplace apa yang kamu gunakan. Contohnya seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dll. Sehingga kamu tidak mendapat penghasilan secara utuh berdasarkan harga yang kamu tetapkan.
Namun, tidak usah khawatir karena kebijakan potongan yang diterapkan biasanya tidak besar. Jadi tetap menguntungkan karena kamu dapat menjangkau customer yang lebih luas jika melalui marketplace.
Sedangkan jika kamu memakai toko online, toko online tidak dipungut biaya alias gratis. Setelah itu, kamu hanya perlu mengunggah foto dan video menarik dari produk/jasa kamu.
kamu juga perlu berinteraksi dengan calon pembeli, misalnya melalui kolom komentar, direct message, membuat kuis, dan lain sebagainya. Jika ingin cara yang lebih efektif untuk berjualan di toko online, kamu dapat menggunakan jasa iklan seperti Facebook Ads dan Instagram Ads.
Harga yang ditawarkan dalam beriklan juga bervariasi tergantung seberapa luas pasar yang ingin kamu jangkau. Semakin luas jangkauannya, semakin mahal harganya. Begitu pula sebaliknya.
Perbedaan Marketplace dan e-Commerce
Banyak orang salah mengartikan lokapasar sama dengan e-commerce. Padahal mereka berbeda, lho.
1. Berdasarkan Variasi Produknya
Lokapasar tidak memiliki hak jual produk namun variasi produknya banyak, sedangkan e-commerce hanya menjual satu merek produk dan memiliki hak jual atas produk tersebut.
Contoh e-commerce antara lain yaitu Zara, H&M, Uniqlo, Miniso, dan lain sebagainya.
Biasanya, brand-brand dengan awareness tinggi dan pasar yang luas membuat website belanja sendiri (e-commerce) untuk kenyamanan konsumennya. Selain itu, mereka juga bisa leluasa menampilkan citra merek dan produknya tanpa terasingi produk lain seperti halnya di lokapasar.
2. Berdasarkan Anggaran dan Tingkat Persaingan
Jika dilihat dari sisi anggarannya, kamu perlu menyiapkan anggaran tersendiri untuk pembuatan website e-commerce hingga perawatannya. Jika kamu ingin menambahkan fitur-fitur tertentu seperti keranjang belanja atau yang lainnya, kamu mungkin perlu menyiapkan anggaran tambahan.
kamu juga harus melakukan promosi secara mandiri, yang mana perlu anggaran juga, misalnya dengan menggunakan jasa endorsement atau iklan.
Baca Juga: Apa yang dimaksud dengan endorsement
Ini berbanding terbalik dengan lokapasar, dimana kamu tidak perlu mengeluarkan biaya sepeserpun untuk membuka toko dan promosi.
Hanya saja, daya saing jual di lokapasar memang sangat tinggi. Kendati demikian, kamu dapat menggunakan jasa iklan berbayar di marketplace supaya produk kamu berada di posisi teratas dari hasil pencarian.
Kesimpulan
Itu dia perbedaan marketplace, toko online, dan e-commerce secara umum. Sekilas hampir sama, namun nyatanya berbeda bukan? Nah, jika kamu sedang merintis usaha UMKM atau ingin berjualan secara online, maka platform yang cocok untuk kamu gunakan sebaiknya toko online atau marketplace.
Namun jika usahamu sudah besar, memiliki produk yang khas, terkenal dan banyak peminatnya maka kamu bisa mencoba menggunakan e-commerce untuk menghindari tiruan-tiruan produk oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa marketplace gratis namun berdaya saing tinggi. Toko online juga gratis dengan memanfaatkan platform toko online atau sosial media, namun perlu usaha lebih untuk membangun engagement dengan konsumen. Sedangkan e-commerce berbayar namun tingkat brand awareness-nya tinggi, akan cocok untuk brand .
Baca Juga: Apa yang dimaksud dengan engagement
Kira-kira, mana platform pilihanmu? Apapun itu, pilihlah yang paling sesuai dengan kemampuan, anggaran, dan tujuan yang ingin kamu capai, ya. Semoga informasinya bermanfaat!