Pernahkah kamu mendengar istilah debit di dalam keseharian? Pastinya pernah bukan? Debit merupakan istilah yang sangat lazim orang-orang ekonomi bicarakan di depan umum, sehingga pastinya kamu familiar dengan istilah tersebut. Bersandingan dengan kata ini, biasanya akan ada kata kredit.
Apa sebenarnya kedua istilah tersebut? Lalu, apa perbedaannya dengan kredit, jika dilihat dari beberapa sisi pembahasan? Demi menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, sangat pas kiranya kamu menyimak pembahasan yang ada di bawah ini. Berikut ini rangkuman dari beberapa pengertian debit dan juga kredit.
Daftar Isi
Pengertian Debit dan Kredit dalam Akuntansi
Di dalam sebuah perusahaan, adanya transaksi yang terjadi harus tercatat dalam pembukuan akuntansi yang ada. Transaksi yang terjadi itu akan terbagi ke dalam dua akun, yaitu debit dan kredit. Pencatatan keduanya berada di posisi yang bersebelahan.
Ada 5 komponen yang biasanya ada dalam pencatatan kedua akun tersebut, yaitu Aset (harta perusahaan), Liabilitas (utang perusahaan), Owner Equity (peminjaman modal perusahaan), Income (pemasukan perusahaan), serta Expenses (pembelanjaan perusahaan).
Di dalam akuntansi, debit sendiri memiliki definisi sebagai entri akuntansi yang bertujuan untuk meningkatkan akun aset serta beban, lalu mengurangi akun liabilitas atau ekuitas perusahaan. Pencatatan debit sendiri berada di sisi kiri di dalam neraca saldo.
Sedangkan untuk kredit adalah entri akuntansi yang mampu meningkatkan akun liabilitas dan atau ekuitas, lalu menurunkan nilai aset serta beban. Posisinya ada di kanan neraca saldo. Di dalam dunia akuntansi, keduanya saat bersandingan dan harus sama atau seimbang totalnya.
Baca Juga:
Aset adalah: Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya
Apa yang dimaksud dengan liabilitas
Perbedaan Debit dan Kredit dalam Akuntansi
Ada beberapa perbedaan debit dan kredit dalam akuntansi, antara lain sebagai berikut ini:
Dalam akun buku besar, debit berada di posisi kiri, sedangkan untuk kredit adanya di sisi kanan akun buku tersebut. Pada rekening pribadi, pihak yang memberi akan dikreditkan, lalu pihak penerima sebaliknya.
Apapun yang masuk ke perusahaan, akan admin anggap debit, sedangkan untuk yang keluar adalah kredit.
Di dalam laporan keuntungan dan kerugian, pengeluaran serta kerugian akan didebitkan, dan sebaliknya untuk pendapatan dan keuntungan yang perusahaan peroleh akan dikreditkan.
Adanya peningkatan nilai debit berarti ada kenaikan pada cash, inventaris, pengeluaran, dan beberapa hal lainnya. Faktor peningkatan kredit sendiri penyebabnya yaitu naiknya dana pemegang saham, pendapatan sewa, hutang, serta hal-hal lainnya.
Baca Juga:
Inventaris adalah: Pengertian dan Pengelolaannya pada sebuah bisnis
Revenue adalah: Pengertian dan Perbedaannya dengan Income
Pengertian Debit dan Kredit dalam Istilah Perbankan
Selain pengertian dalam akuntansi, debit dan kredit juga memiliki pengertian yang berbeda di sisi yang lain, misalnya saja dalam istilah perbankan. Banyak yang masih rancu melihat pengertian-pengertian tersebut.
Jadi, dalam istilah perbankan, debit adalah kartu yang pihak bank keluarkan untuk melengkapi dokumen rekening tabungan. Kartu debit berguna untuk mempermudah transaksi kamu. Tidak ada limit dalam transaksi debit. Namun, yang perlu kamu perhatikan yaitu rekening tabungan kamu tidak boleh kosong saldonya.
Sedangkan untuk kredit adalah sebuah kartu yang bank keluarkan untuk melengkapi dokumen rekening utang. Ada sejumlah syarat yang biasanya pihak bank terapkan untuk menerbitkannya. Setiap bank memiliki persyaratan yang berbeda-beda.
Perbedaan Debit dan Kredit dalam Istilah Perbankan
Ada perbedaan yang secara umum perlu kamu ketahui, yaitu perbedaan antara keduanya dalam istilah perbankan.
Pertama, selain sebagai kartu, debit bisa dianggap sebagai aktivitas pencatatan dari setiap pemasukan dan penambahan saldo dalam sebuah tabungan. Di sisi lain, kredit adalah aktivitas pencatatan dari pengurangan saldo uang dalam rekening bank tersebut.
Kedua, debit merupakan kegiatan saat kamu menabung ke rekening bank. Sedangkan kredit merupakan aktivitas saat kamu mengeluarkan uang dari rekening yang kamu miliki.
Contoh Debit dan Kredit dalam Transaksi Umum
Tentu saja kamu sudah lebih paham mengenai pengertian dan perbedaan dari debit serta kredit pada penjelasan di atas. Apa saja contoh keduanya dalam transaksi umum? Berikut ini contoh-contoh transaksi umum, terutama dalam bisnis:
- Membeli beberapa perlengkapan secara tunai ke seorang supplier. Akun debitnya adalah perlengkapan tersebut serta akun kreditnya adalah kas.
- Contoh kedua ketika kamu menjual barang dagang secara kredit. Maka akun debitnya piutang dagang. Lalu, akun kreditnya pendapatan.
- Menjual sebuah barang dagangan dengan cara kredit ke pembeli. Jadi, untuk akun debitnya adalah barang dagang. Di lain sisi, akun kreditnya adalah pendapatan.
- Membeli beberapa perlengkapan dengan cara kredit ke supplier yang artinya akun debitnya itu perlengkapan dan akun kreditnya itu utang dagang pada transaksi tersebut.
- Penerimaan kas dari pelunasan piutang bisnis oleh seorang pelanggan. Akun debitnya itu kas, lalu akun kreditnya adalah piutang dagang.
- Pembelian aset tetap dengan cara kredit dari supplier. Maka debitnya adalah aset tetap atau fixed assets dan kreditnya hutang.
- Pembelian inventory tunai ke supplier. Akun kreditnya itu adalah kas dan debit adalah inventory tersebut.
- Pembelian inventory secara kredit, maka akun debitnya adalah inventory dan kreditnya adalah hutang .
- Membayarkan gaji karyawan yang bekerja di perusahaan milik kamu. Akun debitnya adalah biaya gaji karyawan tersebut serta kreditnya adalah kas perusahaan yang kamu miliki.
Baca Juga: Ini Simpanan dengan Jasa Penyimpanan Mencapai 10% Per-tahun
Pentingnya Pencatatan Keduanya dalam Perusahaan
Setiap perusahaan yang aktif pastinya sering melakukan berbagai macam transaksi. Secara umum, ada dua jenis transaksi, yaitu transaksi internal dan transaksi eksternal.
Adanya berbagai macam transaksi internal maupun eksternal tersebut, mengharuskan sebuah perusahan membuat dokumentasi dari setiap transaksi tersebut. Kemudian, menjadikannya bentuk laporan keuangan yang sangat penting untuk memperhitungkan kondisi keuangan perusahaan.
Pencatatan debit menjadi hal yang penting dan krusial, termasuk juga pencatatan kredit perusahaan. Fungsi pencatatan itu yakni untuk pembuatan laporan keuangan perusahaan.
Gunanya untuk melihat laju keluar dan masuk dana usaha di perusahaan. Sehingga, perusahaan bisa mengurangi resiko dari over budget pada akun debit maupun kreditnya.
Perusahaan yang tidak memiliki pencatatan kedua hal ini untuk pelaporan keuangan internal, maka akan meningkatkan resiko over budget. Sehingga, perusahaan tersebut akan sulit mengendalikan aliran keluar serta masuknya dana di internal.
Ketika terjadi sebuah persoalan keuangan, perusahaan juga tidak bisa melacak minus keuangan perusahaan.
Oleh karena itulah, pencatatan keduanya sangat penting. Agar perusahaan bisa melakukan pengawasan keuangan secara menyeluruh. Sehingga, hal-hal yang tidak diinginkan bisa kamu hindari, misalnya penyelewengan dana oleh karyawan atau korupsi di dalam perusahaan.
Kwitansi transaksi memegang peran yang penting dalam pencatatan kedua hal ini. Jadi, sebaiknya kamu arsipkan dengan sebaik-baiknya, agar bisa menjadi bukti yang sah terhadap terjadinya suatu transaksi keuangan.
Baca Juga: Pengertian Laporan Keuangan, Contoh, Dan Fungsinya Untuk Bisnis
Sudah Semakin Paham Tentang Debit?
Pastinya kamu sudah lebih paham bahwa debit merupakan sesuatu yang penting dan perlu tercatat dengan baik bersama dengan kredit. Keduanya memegang peranan yang vital dalam keuangan sebuah perusahaan yang secara tidak langsung kepada pemajuan sebuah bisnis.
Karena itu, pengetahuan di atas pastinya membuka pikiran kamu dan membantu untuk lebih merapikan lagi pencatatan setiap transaksi keuangan di perusahaan.